#

Informasi Detail Inovasi

ECOACTION: Aksi Nyata Pelajar melalui Inovasi Ecobrick


Ecobrick adalah sebuah inovasi sederhana namun sangat kuat dalam upaya pengelolaan sampah plastik yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Secara sederhana, ecobrick adalah botol plastik bekas yang diisi padat dengan limbah plastik non-biodegradable seperti kemasan makanan, plastik kresek, sedotan, styrofoam, dan plastik fleksibel lainnya yang sulit atau tidak dapat didaur ulang secara konvensional. Tujuan dari ecobrick adalah untuk "mengurung" plastik-plastik tersebut agar tidak mencemari lingkungan, sekaligus menjadikannya bahan bangunan alternatif yang aman dan bermanfaat. Dasar hukum dalam pengelolaan sampah diatur dalam, UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah Permendikbud No. 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter Permen LH No. 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse, Recycle (3R). Mengintegrasikan kegiatan pembuatan ecobrick ke dalam kurikulum sekolah, program ekstrakurikuler, dan budaya sekolah berbasis lingkungan (Adiwiyata), dengan target menciptakan fasilitas sekolah (bangku, pot, tembok taman) dari ecobrick hasil buatan siswa.metode dalam pengerjaan Metode Partisipatif: Melibatkan seluruh warga sekolah (guru, siswa, orang tua) Project-Based Learning (PjBL): Siswa belajar melalui proyek nyata membuat produk ecobrick

Setiap ecobrick yang dibuat dengan benar menjadi sebuah unit yang padat, kokoh, dan aman untuk digunakan kembali dalam berbagai bentuk konstruksi sederhana seperti:

  • Bangku dan kursi
  • Meja komunitas
  • Dinding taman
  • Pot tanaman vertikal
  • Lantai atau struktur dinding untuk ruangan terbuka

Dengan demikian, ecobrick tidak hanya menyelesaikan masalah limbah, tetapi juga menghasilkan sesuatu yang fungsional dan memiliki nilai. Komunitas ecobrick yang berkembang di banyak tempat sering kali menjadi ruang belajar dan berbagi inspirasi tentang bagaimana menciptakan perubahan kecil namun berdampak besar dalam kehidupan sehari-hari.

  1. Mengurangi Sampah Plastik ke TPA dan Laut
    Setiap ecobrick yang diisi dengan benar mengalihkan sekitar 200–500 gram sampah plastik dari potensi pencemaran.
  2. Edukasi Lingkungan Hidup
    Proses membuat ecobrick sangat cocok dijadikan me

Manfaat yang diperoleh dalam pembuatan inovasi ini ialah : a. Bagi Siswa: - Meningkatkan kesadaran lingkungan hidup dan tanggung jawab pribadi terhadap sampah. - Melatih kreativitas dan keterampilan praktis melalui proses pembuatan produk dari limbah plastik. - Mendorong kerja sama tim dan gotong royong dalam kegiatan kolaboratif ecobrick. - Mendukung pembelajaran kontekstual, terutama pada pelajaran IPA, Prakarya, dan Pendidikan Lingkungan Hidup. - Menanamkan karakter peduli, inovatif, dan disiplin sejak usia dini. b. Bagi Sekolah: - Meningkatkan citra sekolah sebagai lembaga peduli lingkungan, mendukung program Adiwiyata. - Menghasilkan fasilitas atau sarana sekolah yang ramah lingkungan, seperti bangku, pot tanaman, atau dinding taman dari ecobrick. - Mengurangi jumlah sampah plastik di lingkungan sekolah, mendukung kebersihan dan kesehatan lingkungan. - Menjadi media pembelajaran lintas mata pelajaran yang integratif dan aplikatif. c. Bagi Lingkungan: - Mengurangi pencemaran lingkungan oleh sampah plastik yang sulit terurai secara alami. - Mendorong prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam kehidupan sehari-hari. - Membangun budaya ramah lingkungan secara berkelanjutan dari tingkat sekolah. d. Bagi Masyarakat Sekitar: - Menularkan kebiasaan baik dalam pengelolaan sampah ke rumah dan masyarakat luas. - Mendorong partisipasi orang tua dan warga sekitar dalam kegiatan sekolah yang berdampak sosial dan lingkungan.

Tujuuan inovasi ini dilakukan untuk mendorong terciptanya budaya peduli lingkungan di kalangan pelajar melalui aksi konkret dalam pengelolaan sampah plastik menjadi ecobrick yang fungsional dan bernilai guna di lingkungan sekolah dengan meliputi : 1. Meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab siswa terhadap pengelolaan sampah, khususnya sampah plastik non-organik. 2. Mengembangkan kreativitas dan keterampilan siswa dalam menciptakan produk ecobrick yang dapat digunakan kembali sebagai sarana belajar atau fasilitas sekolah. 3. Menanamkan nilai-nilai karakter seperti gotong royong, kepedulian lingkungan, dan kedisiplinan melalui kegiatan ecobrick secara berkelompok. 4. Mengurangi volume sampah plastik di lingkungan sekolah melalui kegiatan reduce dan reuse dengan metode ecobrick. 5. Mendukung program Sekolah Adiwiyata dan pendidikan lingkungan hidup melalui integrasi kegiatan ecobrick ke dalam kurikulum dan budaya sekolah. 6. Menciptakan produk nyata dari limbah plastik yang bisa digunakan sebagai pot tanaman, bangku taman, hiasan, atau dinding kreatif di area sekolah.

Manfaat yang diperoleh dalam pembuatan inovasi ini ialah : a. Bagi Siswa: - Meningkatkan kesadaran lingkungan hidup dan tanggung jawab pribadi terhadap sampah. - Melatih kreativitas dan keterampilan praktis melalui proses pembuatan produk dari limbah plastik. - Mendorong kerja sama tim dan gotong royong dalam kegiatan kolaboratif ecobrick. - Mendukung pembelajaran kontekstual, terutama pada pelajaran IPA, Prakarya, dan Pendidikan Lingkungan Hidup. - Menanamkan karakter peduli, inovatif, dan disiplin sejak usia dini. b. Bagi Sekolah: - Meningkatkan citra sekolah sebagai lembaga peduli lingkungan, mendukung program Adiwiyata. - Menghasilkan fasilitas atau sarana sekolah yang ramah lingkungan, seperti bangku, pot tanaman, atau dinding taman dari ecobrick. - Mengurangi jumlah sampah plastik di lingkungan sekolah, mendukung kebersihan dan kesehatan lingkungan. - Menjadi media pembelajaran lintas mata pelajaran yang integratif dan aplikatif. c. Bagi Lingkungan: - Mengurangi pencemaran lingkungan oleh sampah plastik yang sulit terurai secara alami. - Mendorong prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam kehidupan sehari-hari. - Membangun budaya ramah lingkungan secara berkelanjutan dari tingkat sekolah. d. Bagi Masyarakat Sekitar: - Menularkan kebiasaan baik dalam pengelolaan sampah ke rumah dan masyarakat luas. - Mendorong partisipasi orang tua dan warga sekitar dalam kegiatan sekolah yang berdampak sosial dan lingkungan.

#